"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Matius 18:1-5;

Mat 18:1
Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
Mat 18:2
Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
Mat 18:3
lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Mat 18:4
Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Mat 18:5
Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."
--------

Barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga

Saudaraku,
hakikat dari "sifat anak-anak" itu ada dua.
Pertama, kita menunjukkan ketergantungan dan keyakinan penuh pada kasih Bapa bagi kita.
Itu berarti tidak mengkhawatirkan apa pun.
Sebagaimana orangtua yang baik menyediakan kebutuhan pokok bagi anak-anak mereka, demikian pula Bapa di surga.
Kedua, kita menaati Bapa dalam segala hal, sebab Ia "terlibat" dalam setiap momen kehidupan kita dan Ia tidak akan pernah membiarkan kita sendirian.

Saudaraku,
setiap kali saya memandang seorang anak, saya selalu melihat harapan.
Keutamaan harapan adalah salah satu kualitas manusia yang paling disalahpahami, karena kita tidak "mengerti" apa akhir atau tujuan sejati dari harapan, kita melatih diri untuk hal ini sejak dini.
Harapan adalah "kebajikan teologis" yang dengannya kita menginginkan kerajaan surga dan kehidupan kekal sebagai kebahagiaan kita, menaruh kepercayaan kita pada janji-janji Kristus dan tidak bersandar pada kekuatan kita sendiri, tetapi pada bantuan Roh Kudus.
Tuhan Yesus ingin kita menjadi anak-anak Bapa.
Anak-anak Bapa yang menunjukkan ketergantungan dan keyakinan penuh pada kasih Bapa.
Itu berarti tidak mengkhawatirkan apa pun.
Sebab sebagaimana orangtua yang baik menyediakan kebutuhan pokok bagi anak-anak mereka, demikian pula Bapa di surga.

Saudaraku,
sifat kanak-kanak rohani menuntut penyerahan akal budi yang lebih besar daripada penyerahan kemauan.
Untuk menaklukkan akal budi, selain rahmat Allah, diperlukan latihan terus menerus dari kemauan, yang harus mengatakan "tidak" terhadap hawa nafsu.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Rabu i Oktober 2025

Tuhan Yesus
Kami mohon berilah kami rahmat kekuatan untuk setia hidup dalam kesederhanaan
Kesederhanaan seperti seorang anak yang hanya berharap dan percaya kepada pemeliharaanMu
Dan kami mohon bimbinglah kami untuk hidup dalam kepatuhan

Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa

Nilai butir ini
(0 pemilihan)