"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Matius 13:18-23;

Mat 13:18
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
Mat 13:19
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mat 13:20
Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
Mat 13:21
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
Mat 13:22
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Mat 13:23
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
---------

Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah

Saudaraku,
saya sangat yakin kita semua sangat mengerti perumpamaan penabur ini, pasti kita telah mendengar perumpamaan ini ratusan kali.
Baiknya kita beranikan melihat diri kita sendiri dalam menerima firman Tuhan, apakah kita seperti:
Tanah di pinggir jalan.
Tanah yang berbatu-batu.
Tanah yang ditumbuhi semak duri.
Atau tanah yang baik.

Saudaraku,
mendengar perumpaman ini para murid jadi mengerti mengapa orang lain tidak bersemangat seperti mereka.
Lalu permenungannya, sanggupkan kita menjadi tanah yang baik?
Untuk menjadi tanah yang baik, kita harus merespon secara aktif dan konkrit setiap firman Tuhan yang kita dengar.
Kita harus siap dicangkul oleh segala bentuk ketidaknyamanan dan sanggup melepaskan diri dari segala bentuk kesombongan.

Ada truck tidak bisa bergerak diperlintasan kereta api karena terjepit jalan layang diatasnya.
Sopir dan orang-orang yang membatunya telah mencoba berbagai cara tetapi tidak berhasil.
Lalu ada seorang anak kecil berkata: kempeskan bannya.
(Sumber: Anthony de Mello, Sj)

Ada kalanya kita perlu "membuang" segala bentuk kesombongan kita, termasuk kesombongan rohani, agar firman Tuhan tumbuh dan berbuah dalam hidup kita.
Hati-hati dengan kesombongan rohani, sangat bahaya sebab jarang orang yang menyadarinya.
Contoh bentuk kesombongan rohani: sudah "merasa suci" dengan aktif terlibat dalam kegiatan gereja dan kegiatan rohani lainnya.
Dan mari kita jaga dengan sungguh-sungguh kemurnian hati kita, dengan rajin memeriksa keadaan diri kita.
Dan dengan serius memperhatikan diri kita supaya firman Tuhan tidak terjepit batu-batu dan semak duri yaitu segala bentuk kesombongan dan segala macam kepuasan daging.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Jumat 28 Juli 2023

Tuhan Yesus
Kami mohon ubahlah hati kami supaya firman-Mu tumbuh dan berbuah dalam hidup kami
Sebab kami sangat sadar Engkau telah memilih kami untuk membawa kabar baik dan keselamatan
Maka setiap hari kami pun berusaha untuk hidup dalam ketaatan
Dan kami mohon berilah kami rahmat kekuatan untuk membuang semua yang menghalangi penglihatan dan pendengaran kami akan Engkau

Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa

 
Nilai butir ini
(1 Pilih)