"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Matius 6:7-15;

Saya kutipkan sebagian:

Mat 6:7
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Mat 6:8
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Mat 6:9
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
Mat 6:10
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Mat 6:11
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Mat 6:12
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
Mat 6:13
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
--------

Jika kehendak-Nya yang harus terjadi dalam hidup kita, maka kita harus sanggup mengorbankan kenyamanan diri.

Saudaraku,
tentunya apabila kita berada di tempat baru kita perlu waktu menyesuaikan diri.
Misalnya pindah rumah baru atau tempat kerja baru.
Dan tentunya ada semacam target pencapaian, yang mungkin masing-masing pribadi punya parameter sendiri.
Tergantung masing-masing pribadi dan tergantung situasi dan kondisi.

Karena kita adalah putra dan putri Allah, maka tentunya kita harus menyesuaikan diri dengan Allah.
Bagaimana dengan penyesuaian diri kita terhadap kehendak Allah?

Saat menulis permenungan ini saya teringat Mazmur Daud 62:7-8:
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.

Tahap pertama kita harus pasrah kepada Allah.
Seperti Daud yang menyerahkan keselamatannya hanya kepada Allah, tidak ada lagi kegelisahan dan ketakutan.

Tahap kedua adalah patuh kepada perintah Allah.
Aku menantikan keselamatan dari pada-Mu, ya TUHAN, dan aku melakukan perintah-perintah-Mu.(Mzm 119:166)

Tahap ketiga adalah mengingini dan mencintai kehendak Allah.
aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku._(Mzm 40:9)

Tahap keempat adalah meneliti keinginan diri.
Hanya sesuatu yang baik yang datang dari Allah.
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.(Yak 1:17)

Saudaraku,
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia,
dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;
(Mzm 37:3-5)

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.



Doa Hari Kamis 21 Juni 2018

Allah Bapa di surga
Kuatkanlah kami untuk teguh dan setia bersandar kepada-Mu
Supaya kami tidak tergoda untuk mengikuti keinginan diri

Kami mohon ingatkanlah kami
Supaya selalu memohon nasihat-Mu terlebih dahulu
Agar rencana dan kehedak-Mu yang terjadi dalam hidup kami

Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin

Nilai butir ini
(0 pemilihan)