"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil dari Matius 13:1-23;

Saya kutipkan sebagian:

Mat 13:16
Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar.
Mat 13:17
Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Mat 13:18
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu.
Mat 13:19
Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.
Mat 13:20
Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
Mat 13:21
Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.
Mat 13:22
Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
Mat 13:23
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
-------

Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar

Kebahagiaan yang diperoleh dari hal-hal duniawi selalu diikuti kesedihan.
Kebahagiaan sejati ada pada hati nurani yang bersih.
Hati nurani yang bersih berbuahkan kebaikan.
Kebaikan yang menghasilkan kebahagiaan sejati.
Kebaikan yang bukan hanya untuk dirinya sendiri.
Kebaikan yang akhirnya akan membahagiakan orang lain.
Dan tumbuh secara naluri, seperti pohon yang tumbuh ditanah yang subur dan menghasilkan buah.
Dan Lalu ada yang bertanya:
Kebaikan itu seperti apa?

Saya sedih jika mendengar pertanyaan seperti itu.
Apakah kita pernah berpikir apa yang terjadi jika petani tidak menanam padi?
Lalu apakah kita bisa melihat bahwa itu suatu kebaikan?
Atau dengan sombongnya kita berbicara: ya memang takdir-nya petani kok.
Banyak orang yang terlibat dalam hidup kita, sehingga sampai saat ini kita masih hidup.

Apabila hati nurani sudah dikotori dengan segala keinginan maka mata akan menjadi buta dan telinga menjadi tuli.
Keinginanpun timbul dari penglihatan dan pendengaran.
Maka sangat sederhana sebenarnya untuk dimengerti.
Apapun yang kita lihat dan kita dengar, jika hanya menjadikan kita mementingkan diri sendiri akan cenderung merusak kemurnian.

Semoga kita semua yang beriman kepada Tuhan Yesus, Ia telah memberikan banyak teladan tentang *kehendak baik*.
Dimampukan untuk selalu menjaga kemurnian hati, supaya membawa kebaikan bagi semua orang.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Minggu 16 Juli 2017

Bapa di surga
Engkau menyuburkan tanah
Sehingga berbuah dengan limpah
Sungai-sungai penuh dengan air
Dan sawah-sawah tercukupi
Sehingga tersedia makanan bagi kami

Engkau yang selalu menaburkan benih-benih kebaikan
Kami mohon mampukan kami
Jadikanlah kami tanah yang subur
Sehingga hidup kami menghasilkan banyak buah
Yang akan memberikan hidup bagi banyak orang

Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin

Nilai butir ini
(0 pemilihan)