Injil Matius 16:14-25;
Saya kutipkan sebagian:
Mat 26:20
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.
Mat 26:21
Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."
Mat 26:22
Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"
Mat 26:23
Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.
Mat 26:24
Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Mat 26:25
Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
---------
Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya"
Saudaraku,
Yudas mendapatkan kepercayaan untuk menjadi bendahara dalam pelayanan bersama Tuhan Yesus.
Saya yakin motivasi awal Yudas mengikut Tuhan Yesus adalah melayani.
Yang patut dipertanyakan adalah: mengapa Yudas bisa menyimpang?
Dengan menyaksikan langsung apa yang sudah dilakukan Tuhan Yesus, baik mujizat ataupun pengajaran-Nya, saya yakin sebagai manusia normal tidak akan berani macam-macam atau berlaku menyimpang.
Pasti Yudas mengetahui bahwa Tuhan Yesus bisa mengetahui apa yang ada di hati dan pikirannya.
Tetapi Yudas nekat melupakan pengetahuan atau kepercayaannya itu, atau mengingkari iman.
Saudaraku,
oleh karena iman kita memiliki pengharapan.
Mengingkari iman akan kehilangan pengharapan.
Mengejar kebahagiaan semu, bisa menjadi penyebab mengingkari iman.
Yang biasanya diawali dengan kurang bisa mengucap syukur, selalu merasa kurang dengan apa yang telah dimilikinya.
Misalnya: Ah.. kalau saja saya seperti si A itu, cantik dan uangnya banyak.
Pemikiran seperti itu jika tidak disikapi dengan benar, bisa mendorong orang untuk mengejar kebahagiaan semu.
Hidup dalam kebohongan dan mengingkari kenyataan, jika demikian akan berpotensi untuk memadamkan iman.
Seperti Yudas misalnya: bukan akau ya Rabi.
Saudaraku,
mari menjaga mata hati dan pikiran kita supaya tetap mengarah ke surga-nya Tuhan Yesus, bukan surga-surga yang lain.
Karena Tuhan Yesus sendiri adalah Allah dan Ia telah mendatangi kita, mengajar, memberikan teladan dan menuntun kita kepada keselamatan.
Hemdaklah tidak mementingkan diri sendiri, supaya tidak terbawa kepada kebahagiaan semu, yang akan membawa kepada kebinasaan.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Rabu 17 April 2019
Allah Bapa kami
Setiap orang mengalami kegagalan
Kami pun pernah gagal karena mengabaikan ajaran dan perintah-Mu
Ada banyak orang benar yang hidup di sekitar kami
Ada banyak rasul-Mu disekitar kami
Dan Engkau menjadikan alam ini kitab suci-Mu
Tetapi oleh karena kesombongan kami
Kami berjalan dengan cara kami sendiri
Kami berjalan menurut arah kami sendiri
Ampunilah kami ya Bapa ampunilah kami
Kami mohon rahmat kekuatan-Mu
Supaya kami berani hidup jujur
Berani melihat diri sendiri apa adanya
Sehingga kami selalu bersyukur dan hati kami tenang
Maka kami bisa membuat rencana hidup yang baik sesuai dengan kehendak-Mu
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin