"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Lukas 7:31-35;

Luk 7:31
Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama?
Luk 7:32
Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
Luk 7:33
Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan.
Luk 7:34
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa.
Luk 7:35
Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."
--------

Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis

Saudaraku,
apakah Saudaraku juga merasakan:
apabila kita hidup untuk menyenangkan orang lain, ada saja orang yang mengatakan: kinerja anda buruk.
Apabila kita hidup nampak seperti untuk diri sendiri, banyak orang yang mengatakan: anda egois.
Apabila kita terlihat rajin dalam urusan rohani, ada saja orang yang mengatakan: anda sok suci.

Saudaraku,
kita sadar bahwa semakin banyak orang kehilangan figur dan kehilangan dirinya sendiri.
Tidak lagi percaya dengan dirinya sendiri dan sukar untuk percaya dan menghargai orang lain, siapapun itu.
Maka apapun atau siapapun yang dihadapannya, ia tidak akan pernah bisa memahami apalagi menerima.

Saudaraku,
jadi permenungan bagi kita: untuk apa dan untuk siapa kita hidup?
Seperti Tuhan Yesus, yang berinteraksi dengan berbagai macam orang.
Dan Tuhan Yesus tetap setia dengan misinya yaitu menyatakan kebenaran dan mengabarkan keselamatan.
Kita sebagai orang kristiani sangat jelas, bahwa kita hidup untuk mewujudkan belas kasih Allah dan kita hidup dalam kebenaran, menuju kepada keselamatan.
Firman Tuhan sebagai kidung pengiring dalam langkah kaki kita, dan belas kasih Allah yang menjadi penyemangat hidup kita.
Hidup kita bukan untuk menyenangkan dunia atau mencari kesenangan dunia.
Bukan seperti ahli taurat dan orang farisi, mereka bangga dengan kehormatan dan mereka menari oleh karena tepuk tangan dan pujian.

Saudaraku,
mari seperti Nabi Nuh, tetap hidup benar dihadapan Allah, ditengah manusia yang rusak oleh hawa nafsu.
Dengan telinga yang selalu mendengarkan kidung surgawi, dan mata yang hanya tertuju kepada karya-karya Allah.


Doa Hari Rabu 18 September 2019

Bapa yang Maha Kudus, terpujilah Engkau selama-lamanya
Kami mohon terjadilah pada kami seperti yang Engkau kehendaki
Kami percaya rencana-Mu selalu yang terbaik bagi kami
Oleh karena itu ya Bapa
Ajarilah kami taat hanya kepada-Mu
Ajarilah kami untuk menemukan penghiburan hanya dari-Mu

Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin

Nilai butir ini
(0 pemilihan)