Injil Matius 1:16, 18-21, 34;
Mat 1:16
Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
--------
Mat 1:18
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Mat 1:19
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Mat 1:20
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Mat 1:21
Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."
--------
Mat 1:24
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya,
--------
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya
Saudaraku,
teladan St. Yusuf memberi tahu kita untuk tetap percaya kepada Allah ketika segala sesuatunya tidak masuk akal.
Di ruang tunggu kehidupan, kita menemukan apa yang benar-benar kita yakini tentang Allah.
St. Yusuf menerima apa yang telah Allah rencanakan untuknya dan menerima dengan iman.
St. Yusuf sebelumnya telah memutuskan untuk menceraikan Maria secara diam-diam, tetapi ia mengubah rencananya setelah malaikat mengunjunginya dalam mimpinya.
Saudaraku,
apakah kita mendengarkan Allah dan mengizinkan Allah berbicara kepada kita?
Reaksi St. Yusuf terhadap "suara Allah", memperlihatkan bahwa Ia bergaul dengan Allah.
Kita tidak tahu apa yang diharapkan St. Yusuf dari kehidupan saat ia bertunangan dengan Bunda Maria.
Mungkin yang terbaik yang dapat ia lakukan adalah menggunakan keterampilan pertukangannya untuk menafkahi keluarganya.
Menjauh dari orang-orang Romawi dan merawat Bunda Maria.
Peristiwa-peristiwa pada bulan-bulan itu menghancurkan harapan apa pun yang dimiliki St. Yusuf.
Namun, ia mendengarkan "suara ilahi", dan menyelaraskan keinginannya dengan keinginan Allah.
Hasilnya, kita semua tahu, adalah keselamatan dunia!
Saudaraku,
teladan Bunda Maria dan St. Yusuf memberi kita frasa yang kita ucapkan setiap hari dalam Doa Bapa Kami: "Jadilah kehendak-Mu." St. Yusuf menghilang dari Injil sebelum Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya, dari tradisi kuno, ia meninggal di pelukan Bunda Maria.
Namun, apa pun niat St. Yusuf untuk hidupnya, apa pun harapannya, menyelaraskan dirinya dengan kehendak Tuhan menuntunnya ke jalan yang jauh lebih mulia.
Menjadi teladan kita, agar kitapun menyelaraskan hidup kita dengan kehendak Allah.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Rabu 19 Maret 2025
Allah Bapa kami
Engkaulah yang membawa kami kepada Putera-Mu Tuhan kami Yesus Kristus
Kami mohon kuasailah kehendak kami
Dan berilah kami hati yang taat
Supaya rencanan dan khendak-Mu yang terjadi dalam hidup kami
Kami bawa doa dan permohonan ini kepadaMu ya Bapa
Dengan perantaraan Tuhan Yesus Kristus dan dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Sekarang dan sepanjang segala masa
Amin