"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Peringatan St. Syrillus dari Yerusalem.

Injil Lukas 5:1-3, 11-32;

Perumpamaan tentang anak yang hilang.

Saya hanya kutipkan sebagian:
Luk 15:1
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.
Luk 15:2
Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Luk 15:3
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
----------
Luk 15:11
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
Luk 15:12
Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
Luk 15:13
Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
Luk 15:14
Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat.
------------
Luk 15:20
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
------------
Luk 15:27
Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
Luk 15:28
Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
------------

Biasanya kotbah atau renungan dengan bacaan Injil pagi menyampaikan pesan tentang Allah Bapa yang penuh dengan pengampunan jika manusia sungguh-sungguh bertobat.

Pagi ini saya mengajak Saudara untuk melihat bahwa Tuhan Yesus menyampaikan perumpamaan ini ditujukan untuk orang Farisi.
Saudara pernah mendengar kalimat ini:

Susah melihat orang senang, senang melihat orang susah.

Orang Farisi dan ahli taurat mengerti tentang hukum Tuhan.
Bisa dikatakan mereka berada dekat dengan Allah.
Tetapi sama sekali tidak menjalankan kehendak Allah.
Orang farisi iri kepada pemungut cukai.
Merasa hidup mereka yang paling layak.

Permenungannya bagi kita:
Kita semua rajin ibadat di gereja, menjadi pengurus gereja, rajin berdoa.
Ibaratnya kita seperti si anak sulung, tinggal dalam rumah bapanya dan begitu dekat.

Lalu pertanyaannya:
Apakah kita sudah melakukan kehendak-Nya?
Sudahkah kita membuang irihati, keegoisan, kebencian dan dendam?

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.



Doa hari Sabtu 18 Maret 2017

Bapa..
Kami selalu berada dekat dengan-Mu
Tetapi sangat sering kami tidak menyadari kehadiran-Mu
Terkadang masih ada rasa iri hati
Ampunilah kami ya Bapa

Kami mohon
Bersihkan hati kami dengan sabda-Mu
Dan Roh Kudus Mu
Menjadi penjaga hatiku

Dalam nama PuteraMu Tuhan Yesus Kristus dan dalam persekutuan dengan Roh Kudus.
Kami berdoa
Amin.

Nilai butir ini
(0 pemilihan)