Cetak halaman ini

Injil Lukas 8:4-15;

Saya kutipkan sebagian:

Luk 8:11
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
Luk 8:12
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.
Luk 8:13
Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
Luk 8:14
Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
Luk 8:15
Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
--------

Yang jatuh di tanah yang baik, mengeluarkan buah dalam ketekunan.

St. Paulus dalam Ibrani 1:3-4:
sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
(Ibr 1:3-4)

Benih yang jatuh ditanah yang baik pasti akan tumbuh, namun apakah selalu berbuah?
Mari saya ajak mengamati bagaimana pohon bertumbuh, terutama perhatikan kemana arah pertumbuhannya, yaitu menuju ke arah sinar matahari.
Saat sinar matahari terhalang, arah tumbuhnya akan berbelok mencari celah menuju sinar matahari.
Jadi pohon saja mengetahui arah kemana ia harus tumbuh, bagaimana dengan kita?
Apakah hidup kita selalu tertuju kepada Allah?
Dan ...
Bukankah setiap orang memiliki hati nurani dan mengerti akan apa yang baik?
Lalu mengapa tidak selalu menghasilkan buah yang baik?
Saya percaya setiap orang mengetahui Sang Sumber Kebaikan, Sang Sumber Cahaya.
Dan saya percaya pula setiap orang berusaha mengarahkan hidup kepada-Nya, dengan berbagai cara, tetapi tidak semua memiliki ketekunan.

Saudaraku, rahasia dari ketekunan adalah *cinta*.
Mari pancarkan cinta kasih dan rasa syukur dari dalam hati saat kita mengalami ketidaknyamanan dan kesulitan, dan lihatlah kita akan menang.
Cobalah jangan pernah berpikir buruk terhadap orang lain atau segala sesuatu yang dihadapkan kepada kita.
Jangan pula pernah merasa tersingung akan perkataan orang, walaupun ucapan atau tindakan orang tersebut memberi cukup alasan untuk berbuat demkian.
Mengkritik tidaklah sulit tetapi tetap tersenyum saat dikritik, membutuhkan cinta.

Ya Allah-ku , kami mencintai-Mu tetapi ajarilah kami untuk mencintai.
Tekun sampai akhir hidup dalam kasih-Mu.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Sabtu 22 September 2018

Allah Bapa kami
Ada kedamaian
Ada sukacita
Dalam hati yang bersih
Dan dalam hati yang mengasihi Engkau

Kami mohon ya Bapa
Kasih-Mu selalu ada dalam hati kami
Sehingga kami selalu kuat dijalan-Mu
Tetap tegar dalam menghadapi semua tantangan dan godaan
Dan tekun dalam mengusahakan kebaikan

Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin

Nilai butir ini
(0 pemilihan)