"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Markus 7:1-9:

Mrk 7:1
Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
Mrk 7:2
Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
Mrk 7:3
Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
Mrk 7:4
dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
Mrk 7:5
Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
Mrk 7:6
Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
Mrk 7:7
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
Mrk 7:8
Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Mrk 7:9
Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
-------

Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku


Saudaraku,
penting bagi kita untuk menjaga dan mengusahakan supaya kehidupan rohani kita bertumbuh.
Hati-hati dalam perkataan, pikiran dan menjaga emosi kita, serta membuat kemajuan dalam mengintegrasikan kehidupan kita ke dalam hidup Kristus.
Orang Farisi percaya bahwa ia dapat dibenarkan dengan: melakukan tindakan tertentu dan menghindari tindakan lain, maka mereka akhirnya: menyembah aturan, dan menghakimi orang-orang yang tidak menafsirkan aturan dengan cara yang sama dengan mereka.

Saudaraku,
jika kita ingin menjadi utuh dalam kehidupan rohani kita dan merasa nyaman dengan pekerjaan kita, kita harus membiarkan "Roh Kudus" bekerja di dalam diri kita.
Artinya apapun yang "dihadapkan tangan kita" saat ini, adalah bagian dari tanggung jawab yang diberikan Allah kepada kita.
Allah memberikan keparcayaan kepada kita untuk berkarya.
Dan melakukan segala sesuatu dengan baik dan mengusahakan yang terbaik adalah wujud ketaatan.
Sebaliknya jika kita bermalas-malasan, sama saja kita menolak "memuliakan Allah".
Ingat Tuhan Yesus menginginkan hidup kita secara utuh.
"Iman yang terintegrasi", menurut saya kalimat yang tepat.
Kita tidak hanya memuliakan Allah dengan bibir saja.
Namun kuasa dan belas kasih Allah harus terwujud dalam hidup kita sehari-hari.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Selaaa 11 Februari 2025

Tuhan Yesus
Engkau menghendaki hidup kami secara utuh
Kami percaya Engkau menyertai dan memberikan kekuatan dalam setiap usaha dan aktivitas kami
Kami mohon ampunilah kami jika Kau dapati kami kurang percaya
Dan kami mohon kuasailah hati dan pikiran kami dengan pekerjaan-pekerjaan-Mu
Supaya kami tidak mudah disesatkan oleh segala macam bentuk keluh kesah

Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa

Nilai butir ini
(1 Pilih)