"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

Injil Matius 11:20-24;

Saya kutipkan sebagian:

Mat 11:20
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:
Mat 11:21
"Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung.
----------

Menerima keajaiban atau mujizat belum tentu membawa ke pertobatan.
Saudaraku, ada yang pagi ini merasa masih hidup?
Mungkin pertanyaan saya yang sedikit konyol, jika bisa membaca tulisan ini tentunya masih hidup.
Tetapi apakah demikian??
Tubuh kita kah yang memerintah kita?
Memerintah kita dengan sangat lembut, sehingga kita tidak menyadari mungkin kita telah diperbudaknya.
Apakah yang demikian bisa dikatakan hidup?
Itulah yang menjadi penghalang terbesar dalam pertobatan.
Hati dan pikiran menjadi budak daging.

Rasul Pailus dalam Roma 8:23-25:
Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Saudaraku,
Iman dan pengharapan dalam Kristus pasti membawa kepada pertobatan.
Kita yang memulai, Allah yang akan menyelesaikannya dengan sempurna.
Roh Kudus selalu membantu dalam kelemahan kita dan Allah yang menyelidiki hati nurani.
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Oleh karena itu Saudaraku, marilah kita menyerahkan hidup kita ini demi Kehidupan.
Dengan hidup dalam pengharapan bersama Kristus, maka dengan demikian kita akan menemukan kebahagiaan dalam penderitaan.
Hidup bukan lagi untuk diri sendiri tetapi hidup untuk Tuhan.

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.



Doa Hari Selasa 17 Juli 2018

Bersama-Mu ya Bapa
Betapa menyenangkannya rasa sakit itu
Sebab mata kami melihat keselamatan kekal
Dan kami pun sangat percaya
Engkau pasti memberikan kekuatan kepada kami
Bahkan menggendong kami
Saat kami tidak lagi mampu berjalan

Kami mohon ya Bapa
Murnikanlah hati kami
Jernihkanlah mata dan telinga kami
Sehingga penglihatan dan pendengaran kami sempurna
Menyaksikan karya-Mu yang agung dalam kehidupan

Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin

Nilai butir ini
(2 pemilihan)