"Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"

 

Injil Lukas 7:11-17;

Saya kutipkan sebagian:

Luk 7:11
Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
Luk 7:12
Setelah Ia dekat pintu gerbang kota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
Luk 7:13
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
Luk 7:14
Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
Luk 7:15
Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.
--------

Saudaraku,
tidak semua orang punya nyali untuk merasakan belas kasih dari orang lain.
Contoh sederhana:
1. Menghargai pekerjaan bawahannya.
2. Menghargai dukungan rekan kerja.
3. Menghargai dukungan orang-oeang sekitarnya.
4. Menghargai jerih payah suaminya.
5. Menghargai masakan istrinya.
6. Dll.
saat segalanya berjalan baik, banyak orang merasa bahwa itu semua hasil dari usaha atau kerja kerasnya sendiri, yang lain hanya dianggap sebagai penggembira.
Jika demikian apakah orang seperti itu hatinya bisa tergerak oleh belas kasih, saat melihat orang lain memerlukan pertolongan?

Saudaraku,
perwujudan rasa belas kasih tidak harus se-dahsyat Tuhan Yesus, membangkitkan orang mati.
Banyak cara dan sarana-sarana sederhana untuk mewujudkan rasa belas kasih kita kepada sesama.
Diawali dengan kejujuran hati dan kehendak baik, membuat hati kita menjadi sangat peka terhadap kesulitan orang lain.
Sehingga dalam menyikapi segala sesuatu yang muncul pertama kali adalah untuk kepentingan orang lain, bukan kepentingan dirinya sendiri.
Dan lagi tidak pernah mengharapkan balas jasa atau tidak bernafsu untuk memperoleh keuntungan.
Sampai detik ini saya masih teringat kebaikan tetangga-tetangga saya saat saya masih kecil.
Setiap kali melewati rumahnya, selalu ditanya:
Le wis mangan durung, mampiro, mbokdhe wis masak ki.(Bhs. Indonesianya: Nak, sudah makan? Mampir ke rumah bibi, sudah ada masakan nih)
Belas kasih adalah gerak hati, dorongan dari dalam, bukan menunggu orang lain meminta.

Mari kita renungkan...
Kita keberatan bila orang lain diberi keleluasan, tetapi kita selalu ingin semua kehendak kita dituruti.
Kita ingin membatasi orang lain dengan peraturan, tetapi kita sendiri tidak mau dibatasi.
Jika demikian akankah ada rasa belas kasih???

Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.


Doa Hari Selasa 18 September 2018

Allah Bapa kami
Kami mohon sadarkan kami selalu
Bahwa tidak seorangpun tanpa kekurangan
Tidak seorangpun mampu mencukupi dirinya sendiri
Dan tidak seorangpun mampu menyelesaikan kesulitannya sendiri
Sehingga kami memiliki hati yang penuh dengan belas kasih

Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin

 

 

Nilai butir ini
(1 Pilih)