Injil Lukas 6:6-11;
Luk 6:6
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Luk 6:7
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
Luk 6:8
Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
Luk 6:9
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
Luk 6:10
Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
Luk 6:11
Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
--------
kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia._
Ahli Taurat dan orang Farisi beribadat tetapi hati dan pikirannya mencari kesalahan orang lain.
Hal seperti ini masih terjadi sampai dengan hari ini bahkan bukan hanya ibadat di rumah ibadat.
Tetapi dalam pertemuan-pertemuan rohani masih saja ada orang yang memanfaatkan kepentingan diri atau kelompoknya.
Banyak orang yang dengan kerohaniannya merasa punya hak untuk menghakimi sesamanya.
Saudaraku,
saya sangat suka dengan kalimat St. Paulus dalam Ef 5:15-16:
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
dan pergunakanlah waktu yang ada, karena *hari-hari ini adalah jahat.
Saudaraku,
sangat jelas dihadapkan kepada kita mana yang hitam dan mana yang putih, dan semakin hari semakin nyata perbedaannya.
Maka orang bodoh pun akan mengerti mana yang baik dari Allah dan mana yang tidak baik atau sebenarnya pura-pra bodoh demi kepentingan diri.
Janganlah seperti orang bebal!
Bebal adalah orang yang tidak cepat mengerti, tidak tajam pikirannya.
Maka marilah kita pertajam mata rohani kita, supaya kita tidak mudah dihasut oleh berbagai keinginan jahat.
Jangan mudah menyalahkan orang lain tetapi lalai melihat diri sendiri.
Banyak contoh yang tidak baik di media hari-hari ini, salah satunya banyak tokoh yang memaafkan secara pribadi tetapi laporan hukum pencemaran nama baik tetap berjalan.
Dengan berbagai alasan pembenaran bahwa hukum tetap harus dijalankan.
Marilah kita lebih bijaksana.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Senin 10 September 2018
Allah Bapa kami
Kami mohon tak henti-hentinya
Fiman-Mu mengajar kami
Dan hidup dalam hati dan pikiran kami
Menjadi sumber kebijaksanaan kami
Sehingga kami tidak terburu-buru dalam segala hal
Dan tidak mudah menghakimi orang lain
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin