Injil Lukas 18:9-14;
Luk 18:9
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
Luk 18:10
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Luk 18:11
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
Luk 18:12
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Luk 18:13
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Luk 18:14
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
------------
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini
Saudaraku,
Bagaimamana kita memahami tentang dosa, tetapi iman kita selalu menelusuri asal mula dosa hingga ke Adam dan Hawa.
Hawa tergoda oleh Ular, memakan buahnya, melanggar perintah Allah.
Kita semua berbagi noda dosa asal ini, pemberontakan terhadap Allh, upaya untuk menempatkan diri kita sebagai otoritas tertinggi dalam hal benar dan salah, kegagalan memenuhi panggilan mulia Tuhan; kecenderungan untuk menyinggung Tuhan di setiap kesempatan.
Mungkin yang lebih buruk dari semua itu adalah ketidakmampuan kita untuk bertanggung jawab atas diri kita sendiri, penolakan kita untuk mengakui dosa-dosa kita dan kecenderungan kita untuk menyangkal bahwa kita memiliki kekurangan dan kelemahan.
Saudaraku,
dosa kesombongan muncul lebih dulu, mungkin karena itu adalah dosa Adam dan Hawa.
Ketika setan berbicara kepada Hawa, ia mengatakan bahwa alasan Allah melarang mereka memakan buah dari pohon di tengah taman adalah karena buah itu akan membuat mereka seperti Allah sendiri.
Itulah daya tariknya, itulah daya tariknya, itulah yang menarik mereka.
Kalau siperhatikan, kesombongan memang pantas berada di puncak tujuh dosa mematikan karena merupakan cikal bakal semua dosa lainnya.
Kesombongan meyakinkan kita bahwa kita tak terkalahkan sehingga tidak perlu khawatir tentang peran dosa dalam hidup kita.
Jika bukan karena kesombongan, kita tidak perlu khawatir tentang keserakahan, hawa nafsu, amarah, kerakusan, iri hati, atau kemalasan.
Paulus mengajarkan kepada kita:
Setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing.(Rm 12:3)
Saudaraku,
Kita semua melihat orang-orang yang terlalu terpaku pada diri mereka sendiri, bukan?
Orang-orang yang menganggap diri mereka lebih tinggi daripada yang seharusnya.
Kita semua tahu beberapa orang yang berjalan dengan penuh percaya diri karena mereka percaya bahwa mereka berhak mendapatkan lebih banyak keuntungan dalam hidup daripada kita semua, hanya karena siapa mereka.
Saudaraku,
Kesombongan bagaikan gatal yang terus-menerus minta digaruk.
Keinginan untuk selalu menjadi pusat perhatian.
Keinginan untuk selalu diakui.
Membusungkan dada.
Kesombongan seperti orang yang kecanduan, keegoisan menyingkirkan pikiran rasional.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Minggu 26 Oktober 2025
Tuhan Yesus
Engkau adalah teladan kerendahan hati yang sempurna
Kami mohon berikanlah kami rahmat kekuatan untuk mengalah segala bentuk kesombongan dan cinta diri
Engkau adalah teladan kerendahan hati yang sempurna
Doronglah kami untuk menyadari dan mengakui setiap kekurangan dan kelemahan kami
Supaya dalam segala hal hati dan pikiran kami hanya mengarah kepada salibMu
Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa