
Yohanes K. Sugiyarta
Injil Lukas 17:11-19;
Luk 17:11
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea.
Luk 17:12
Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh
Luk 17:13
dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"
Luk 17:14
Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.
Luk 17:15
Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,
Luk 17:16
lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.
Luk 17:17
Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?
Luk 17:18
Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
Luk 17:19
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
---------
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."
Saudaraku,
Tuhan Yesus berkata kepada orang sakit kusta yang telah semuh: imanmu telah menyelamatkan engka.
Orang itu bukan hanya sembuh dari penyakitnya tetapi mendapat bonus keselamatan.
Bagi saya sangat menarik karena imannya itu lah yang mendorong ia kembali kepada Tuhan Yesus untuk mengucapkan syukur.
Perhatikan ada orang-orang yang menjalani hidup ini dengan ketaatan yang luar biasa, memberikan hidupnya untuk Allah.
Jauh dari kemegahan dan gemerlapnya dunia, mereka hidup dalam kehangatan cahaya iman.
Saudaraku,
apabila kita merasa penuh iman, lihatlah diri kita sendiri, ucapan kita, sikap kita dan perbuatan-perbuatan kita.
Tuhan Yesus yang menganugerahkan iman itu dan Ia juga melangkapi kita dengan berbagai macam sarana.
Maka seharusnya perkataan dan perbuatan kita, membawa sukacita dan kesembuhan.
Kobarkanlah api imanmu!
Supaya tidak mudah disesatkan.
Dan supaya kita berani melihat diri kita sendiri dengan sejujur-jujurnya.
Sehingga kita selalu hidup dalam kehadiran-Nya.
Saudaraku,
betapa besarnya janji Allah apabila kita setia hidup dalam iman.
Dan sampai hari ini mata kita melihat dan telinga kita mendengar, keajaiban-keajaiban yang terjadi oleh karena iman.
Tidakkah cukup semuanya itu bagi kita untuk setia?
Ia yang menganugerahkan iman itu kepada kita akan melengkapi dengan berbagai macam sarana.
Oleh karena itu marilah kita selalu berusaha supaya api iman kita tetap berkobar.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa
Tuhan Yesus
Terimakasih Engkau telah menyembuhkan kami, telah menyelamatkan kami
Kami mohon bimbinglah kami dan berilah kami rahmat kekuatan supaya kami tetap hidup dalam belas kasih dan kuasa-Mu
Dan dengan berbagai cara kuatkanlah iman kami
Supaya hidup kami menjadi saksi belas kasih dan kuasa-Mu
Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa
Injil Lukas 17:7-10;
Luk 17:7
"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
Luk 17:8
Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
Luk 17:9
Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Luk 17:10
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."
---------
Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan
Saudaraku,
kita tidak suka menganggap diri kita sebagai budak atau pelayan, bukan?
Namun, ketika kita melayani orang lain itu adalah berkat tersendiri.
Kita tidak hanya menyenangkan orang lain tetapi juga menyenangkan Allah.
Saudaraku,
jika kita tidak menaati peraturan dan perintah-perintah Allah, itu berarti kita menarik diri dari rahmat-Nya.
Barangsiapa tidak senang dan rela hati tunduk kepada perintah atasannya, itulah tandanya bahwa ia belum bisa mengalahkan dirinya sendiri.
Maka dari itu jika kita ingin tunduk kepada Allah, belajarlah dulu tunduk kepada atasan kita.
Dengan cara itu kita melatih "menguasai diri sendiri" sepenuhnya.
Belajarlah menuruti perintah, belajarlah merendahkan diri.
Belajarlah menundukkan diri kita dibawah telapak kaki semua orang.
Belajarlah mematahkan kehendak diri kita sendiri.
Dan dengan semangat berkorban serahkanlah diri kedalam pengabdian sepenuh-penuhnya.
Saudaraku,
jika perlu, marahlah kepada diri sendiri dan jangan sampai kita menjadi sombong.
Sebab tidak semua orang bisa sabar, terutama saat keinginannya tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Padahal manusia tidak bisa terhindar dari keinginan-keinginan yang tidak teratur, termasuk "keberadaannya".
Maka banyak orang yang terjebak dalam "eksistensi".
Oleh karena itu, marilah kita dengan sungguh-sungguh memperhatikan "gairah hati" dan selalu hati-hati dengan setiap "pertimbangan akal budi".
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa
Tuhan Yesus
Kami mohon jauhkanlah kami dari godaan-godaan kehormatan
Ajarilah kami untuk memandang diri kami tidak berharga dan membuang jauh-jauh keangkuhan
Kami percaya rahmat belas kasihan-Mu selalu menyertai kami
Dan kuasa-Mu yang akan menjadi kekuatan kami untuk setia hidup dalam kerendahan hati
Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa
Injil Lukas 17:1-6;
Luk 17:1
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.
Luk 17:2
Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.
Luk 17:3
Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia.
Luk 17:4
Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia."
Luk 17:5
Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"
Luk 17:6
Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
--------
Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu
Saudaraku,
Tuhan Yesus berkata bahwa mereka tidak membutuhkan lebih banyak iman, mereka harus menggunakan apa yang sudah mereka miliki.
Ketika kita mulai menggunakan iman yang kita miliki, seperti biji sesawi yang awalnya merupakan biji terkecil tetapi tumbuh menjadi pohon.
Demikian pula halnya dengan iman kita.
Ketika kita mulai menggunakan iman kita, kita pasti mulai melihat "manifestasi kuasa yang lebih besar" dalam hidup kita.
Saudaraku,
kadang-kadang kita mencoba untuk "menangani berbagai hal" sendirian.
Karena keraguan telah mengakar begitu dalam.
Keraguan itulah yang menghalangi iman.
Dengan sangat jelas kita mengetahui bahwa iman itu diwujudkan dalam perbuatan, bukan hanya sekedar pengharapan.
Saudaraku,
iman dan harapan, tidak sama.
Iman bersifat langsung dan harapan adalah tentang masa depan.
Kita harus "mengusahakan harapan" itu "dengan iman".
Maka jika demikian, harapan itu pasti membuat iman kita semakin bertumbuh.
Dan ada kalanya kita harus berani untuk melangkah hanya dengan iman.
Yaitu saat kita tidak lagi memiliki harapan.
Sebab iman tidak mungkin menyesatkan.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa
Tuhan Yesus
Kami mengtahui, Engkau tidak pernah berubah
Yang kami perlukan hanyalah iman
Dan kami percaya, tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya
Maka kami mohon tingkatlah iman kami
Dan berilah kami rahmat kekuatan untuk taat kepada penglihatan dan pendengaran kami akan Engkau
Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa
Injil Markus 12:41-44;
Mrk 12:41
Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
Mrk 12:42
Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Mrk 12:43
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Mrk 12:44
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
---------
Tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya
Saudaraku,
ada orang yang menaruh kepercayaannya pada uang, ada yang pada penampilan, ada yang pada otot, otak, karier, rumah, atau harta benda.
Tentunya janda miskin ini, menaruh kepercayaannya hanya kepada Allah.
Sebab semua uang yang ada padanya dipersembahkan kepada Allah.
Janda itu melalui tindakannya jadi teladan iman yang luar biasa.
Oleh karena imannya ia menerima "lebih banyak" saat ia berjalan keluar dari Bait Suci itu.
Daripada yang pernah diterima oleh salah satu ahli Taurat itu seumur hidup mereka.
Maka Tuhan Yesus mengatakan:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Saudaraku,
boleh kita merasa sebagai orang yang beriman.
Tetapi marilah kita melihat diri sendiri, ada berapakah "obyek" kepercayaan kita?
Hati-hati, jika kita menjadi begitu sibuk dengan pemenuhan kebutuhan diri sendiri, lalu kita tidak menyadari orang lain, artinya *obyek kepercayaan kita hanya diri kita sendiri*.
Mari kita perhatikan:
Janda ini menjadi simbol kemurahan hati dan kepercayaan tanpa pamrih dan pemberian dirinya secara total mengandalkan kepercayaan kepada Allah dan segala ketentuan-Nya.
Saudaraku,
segala sesuatu harus kita kembalikan kepada Allah sebagai tujuan yang tertinggi dan terakhir.
Supaya keinginan hati kita tidak lagi cenderung kepada diri sendiri.
Jika kita sungguh-sungguh mau menyadari, sesungguhnya tanpa Allah kita tidak memiliki apa-apa.
Sebab, siapakah diantara kita yang bisa memastikan hidupnya?
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa
Allah Bapa kami
Alangkah besarnya belas kasih-Mu yang Engkau sediakan bagi kami
Dan bagi mereka yang takut kepada-Mu
Kami mengucapkan puji syukur dan terimakasih
Kami mohon terimalah pengabdian kami dan bantulah kami untuk mengesampingkan segala sesuatu demi cinta kasih akan Engkau
Supaya selalu Kau dapati kami dengan sukarela mengabdi kepada-Mu
Dengan pengantaraan Yesus Kristus Putra-Mu,
Tuhan kami,
yang bersama dengan Dikau,
dalam persatuan Roh Kudus
hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa
Injil Yohanes 2:13-22;
Yoh 2:13
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
Yoh 2:14
Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
Yoh 2:15
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.
Yoh 2:16
Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."
Yoh 2:17
Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."
Yoh 2:18
Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"
Yoh 2:19
Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
Yoh 2:20
Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"
Yoh 2:21
Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
Yoh 2:22
Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
--------
Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya
Saudaraku,
apakah Saudara pernah menengar: "kemarahan yang benar".
Ya seringkali saya juga mendengar ada saatnya memang harus marah dengan tujuan untuk kebaikan.
Mari kita perhatikan ketika Tuhan Yesus marah karena Bait Suci dijadikan pasar.
Ia marah terhadap suatu keadaan, tindakan atau situasi.
Kemarahan Tuhan Yesus adalah kemarahan yang TIDAK mengandung kejahatan apa pun.
Ia bukan marah kepada orangnya, tetapi kelakuan orang tersebut yang menjadikan Bait Suci untuk berdagang.
Kemarahan itu tidak memiliki sentimen egois dan tidak ada unsur kepentingan diri, apapun itu.
Saudaraku,
mari kita lihat, kemarahan sebagian besar selalu "disertai" oleh sakit hati.
Dan terkadang bisa keduanya, merasa sakit hati dulu, lalu marah dan tidak mau memaafkan.
Saya hanya mau menyampaikan bahwa kemarahan diawali oleh sakit hati dan menyebabkan sakit hati.
Memang ada saat tertentu kita boleh marah.
Ingatlah kemarahan yang benar, TIDAK PERNAH DISEBABKAN oleh motif yang EGOIS atau cinta diri.
Saudaraku,
yang lebih utama adalah kita harus marah kepada semua hal yang menghalangi hubungan kita dengan Tuhan Yesus.
Sebab jika kita "terpisah dari Allah", maka tidak ada kasih, sebab Allah adalah kasih.
Dan hindarilah "menilai dengan kurang bijaksana".
Arahkanlah pandangan kita ke diri kita sendiri, sebelum menilai orang lain.
Dan sebaiknya janganlah menjatuhkan penilaian atas perbuatan-perbuatan orang lain.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa
Tuhan Yesus
Engkau menghendaki kami hidup dalam cinta kasih
Maka kami serahkan hidup kami kepada-Mu
Supaya hidup kami tidak dikuasai oleh pertimbangan-pertimbangan akal budi
Yang selalu berharap atas balas jasa dan nafsu untuk memperoleh keuntungan
Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami,
Yang bersama dengan Bapa,
Dalam persatuan Roh Kudus,
Hidup dan berkuasa,
Allah, kini dan sepanjang masa