
Yohanes K. Sugiyarta
Injil Lukas 18:9-14;
Luk 18:9
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini:
Luk 18:10
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Luk 18:11
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini;
Luk 18:12
aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Luk 18:13
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Luk 18:14
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
---------
karena aku tidak sama seperti semua orang lain, aku berpuasa dua kali seminggu
Saudaraku,
sudah menjadi tontonan sehari-hari ada banyak orang yang bertopeng agama untuk berbagai macam kepentingan.
Politisi untuk meraih suara dan ada yang usaha/bsinis berlabel agama, ada juga topeng agama untuk menutupi kedegilannya.
Atau ada yang menjadi sangat religius saat mengalami kesulitan, bahkan ada yang disertai dengan sumpah.
Dan paling banyak adalah hidup munafik dan berlagak suci.
Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi perbuatan mereka durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.(Bdk Titus 1:16)
Belum lagi yang menjual ayat-ayat Kitab Suci, mencari keuntungan dari Firman Allah.
Saudaraku,
lalu pertanyaannya: seberapa jujurkah iman kita?
Apakah kita sungguh-sungguh mengenal diri kita sendiri?
Mari kita masing-masing menjawab dan untuk mencari jawabannya tidak perlu membandingkan dengan siapapun, tetapi nilailah diri kita dengan menggunakan firman Tuhan.
Maka pasti kita akan melihat kelemahan-kelemahan kita, akuilah itu dan jangan cari-cari alasan untuk membela diri, apalagi menyalahkan orang lain.
Saudaraku,
pohon dikenal dari buahnya, dan Tuhan Yesus telah mengajarkan bagaimana caranya supaya iman kita berbuah dan bukan untuk pamer, tetapi supaya setiap orang mengalami kasih Allah.
Semoga kita semua dikenal sebagai anak-anak Allah, bukan karena nama baptis, bukan karena pakai kalung salib, bukan karena label agama, bukan karena cara berdoa atau ibadat atau bukan karena berteriak-teriak.
Namun kita dikenal oleh karena kehadiran kita selalu membawa damai dan sukacita, rendah hati dan penuh belas kasih.
Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?(Luk 6:46)
Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu.(Bdk Yes 58:3)
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Sabtu 30 Maret 2019
Allah Bapa Kami
Dengan berbagai cara Engkau berbicara kepada kami
Dengan berbagai cara Engkau mengingatkan kami
Saat hati kami menjauh dari-Mu
Bapa
Kami mendengar suara-Mu
Kami melihat teladan-Mu
Namun kecemasan dan kekuatiran lah yang menghalangi kami untuk melakukan perintah-Mu
Kami mohon ampunilah kami ya Bapa
Dan kami tetap memohon didikan-Mu
Bukan untuk berbicara secara ajaib
Tetapi supaya hidup kami berbuah
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Markus 12:28-34;
Saya kutipkan sebagian:
Mrk 12:28
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
Mrk 12:29
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Mrk 12:30
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Mrk 12:31
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
---------
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri
Saudaraku,
pagi ini tiba-tiba terlintas dipikiran saya:
Bukankah ada orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri?
Ada banyak cerita dan berita tentang orang yang menyesali keadaannya, menganggap hidup tidak lagi berarti lalu hidup semau-maunya.
Tidak lagi memikirkan dirinya sendiri, bahkan ada yang lalu mengakhiri hidupnya.
Ada pula orang yang tidak bisa mensyukuri dirinya sendiri, sehingga menyiksa dan menghibur dirinya sendiri dengan angan-angan.
Saudaraku,
akan ada banyak ucapan syukur apabila kita mampu melihat diri kita sendiri apa adanya.
Kesampingkan pilihan, kesampingkan kehendak, maka kita akan melihat diri kita telanjang.
Lalu ingatlah kedua orang tua kita, bagaimana mereka memberikan hatinya kepada kita.
Maka dengan demikian hilanglah angan-angan yang sia-sia dan perasaan-perasaan yang salah.
Karena itulah yang sebenarnya menjadi beban berlebihan, lalu tidak pernah bisa melihat hal yang baik.
Saudaraku,
memang secara kodrati, manusia mengikuti kemauannya sendiri, berharap atas balas jasa dan bernafsu untuk memperoleh keuntungan.
Maka walaupun kata kasih itu terdengar setiap hari, melihat perbuatan kasih setiap hari.
Tidak semua orang bisa melakukannya tanpa Roh Allah yang hidup dalam dirinya.
Tanpa Allah, mengasihi itu lalu hanya seperti *timbangan*, yang diterapkan dalam aturan agama.
Misalnya dengan mempersembahkan hewan, membayar sedekah, dan lainnya.
Saudaraku,
mengkritik atau bahkan mecela itu pekerjaan yang tidak sulit, semua orangpun bisa.
Tetapi membangun membutuhkan kerja keras dan keahlian.
Dan kasih itu harus dibangun setiap hari, maka mari mengusahakannya dan menambah keahlian kita tentang kasih.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Jumat 29 Maret 2019
Kasih-Mu yang besar itu selalu menyertaiku ya Bapa
Puji dan syukur kami haturkan kepada-Mu
Namun kami juga memohon pengampunan-Mu
Sebab masih ada banyak kekurangan-kekurangan kami
Ataupun kemalasan-kemalasan kami
Kami mohon ya Bapa
Kekuatan Roh-Mu menguasai keinginan kami
Sehingga kami semakin peduli
Dan rasa belas kasih kami kepada sesama semakin besar
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Lukas 11:14-40;
Saya kutipkan sebagian:
Luk 11:14
Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka heranlah orang banyak.
Luk 11:15
Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan."
Luk 11:16
Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia.
Luk 11:17
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh.
Luk 11:18
Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.
---------
Luk 11:20
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
---------
sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu
Saudaraku,
setiap orang bisa saja berbeda dalam menyikapi atau menyimpulkan apa yang mereka dengar dan lihat.
Jika pikirannya selalu negatif maka apapun yang ada dihadapannya akan selalu disikapi negatif.
Saya sering mendengar kalimat ini:
Kalau ada perlu aja sering datang dan baik padaku, coba kalau gak ada perlu boro-boro datang, telepon atau sms aja gak pernah.
Saudaraku,
Firman Tuhan lah yang seharusnya menjadi pustaka hidup bagi kita, anak-anak Allah.
Jangan lupa bahwa kita ini bait Alah, Roh Allah bersemayam di dalam jiwa kita, janganlah menghalangi karya Roh Kudus, hanya karena keegoisan kita mengejar kesenagan diri.
Akal budi adalah penasihat yang buruk, maka jangan ijinkan untuk memimpin hidup kita.
Saudaraku,
mari kita hidup di dalam kehadiran Allah, menarilah dan bernyanyilah dalam sukacita Allah.
Dengarkan lah baik-baik nada-nada surgawi, nada itu benar-benar ada walau dunia semakin bertambah bising.
Lihatlah karya-karya Allah, janganlah biarkan mata kita dihibur oleh penyihir, tukang sulap atau stand up comedy yang hanya membuat kita tertawa dan terhibur sesaat.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Kamis 28 Maret 2019
Allah Bapa kami
Terimakasih Engkau membuat mata kami melihat
Dan telinga kami mendengar
Engkaulah yang menjadi teladan hidup kami
Engkau telah nytakan kasih dan kebaikan-Mu dalam hidup kami
Kami mohon ya Bapa
Kuasailah keinginan kami
Penuhilah kami dengan kasih surgawi
Dan sadarkanlah kami agar bernai memperbaiki diri setiap hari
Sebab Engkau menghedaki kami menjadi saksi-Mu
Setiap orang menilai secara manusiawi
Maka kami mohon jadikanlah kami manusia yang mewujudkan kebaikan dan keindahan surga
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Matius 5:17-19;
Mat 5:17
"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Mat 5:18
Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Mat 5:19
Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
--------
Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya
Saudaraku,
jika kita melihat banyaknya berita bohong atau hoax, rasanya semakin hari manusia semakin kehilangan pandangan tentang mana yang benar dan mana yang salah.
Untuk menyikapi berita bohong, saya pernah mendengarkan kotbah dari seorang Pendeta, yang mengatakan: kembalilah kepada Injil.
Dan saya percaya akan hal itu.
Tetapi pertanyaannya: apakah semudah itu?
Saudaraku,
kita tidak selalu dihadapkan kepada pilihan benar atau salah.
Dan sering kita harus memutuskan antara apa yang baik dan yang terbaik, atau harus memilih yang buruk dan yang terburuk.
Nah banyak sekali hal-hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
Maka kita harus bisa melihat segala sesuatu dari dimensi Allah.
Hal itu bisa kita peroleh dengan rajin membaca Injil.
Itulah harapan saya dalam menulis permenungan harian, saya selalu mengutipkan Injil, memang terkadang menjadi panjang.
Dan mungkin ada yang membacanya dengan hanya scroll down, atau langsung geser kebawah, tetapi saya tidak akan pernah berhenti menulis.
Saya percaya Allah menyertai Saudaraku semua, dan Roh Allah yang tinggal dihidup Saudara yang akan mengajarkannya sendiri.
Saudaraku,
banyak hal yang bisa saja berubah sangat cepat, dan kita harus membuat keputusan dengan cepat, sehingga hampir-hampir kita tidak sempat berpikir.
Namun apabila kita rajin membaca Injil, kita tidak lagi merasa dihadapkan mana yang benar dan mana yang salah.
Tetapi naluri kita telah dibentuk oleh Allah, bukan lagi memilih tetapi melakukan hal yang benar.
Contoh dalam Injil:
Dalam Kitab Yosua, Rahab seorang perempuan yang menyelamatkan 2 orang Israel yang sedang mnegintai kota Yerikho.(Bisa dibaca di Yos Bab 2)
Alasan Rahab:
Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir.(Bdk Yos 2:10)
Mari kita kembali kepada Injil, supaya semua keputusan yang kita ambil adalah melakukan hal yang benar.
Dan pasti tidak lagi mementingkan diri sendiri tetapi juga memikirkan kepentingan orang lain.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Rabu 27 Maret 2019
Bapa
Ada dihadapan kami orang-orang berusaha dengan sangat keras untuk hidup berkenan dihadapan-Mu
Ada dihadapan kami orang-orang yang hidupnya seperti tidak mengenal Allah
Kami membutuhkan Engkau ya Bapa
Kami membutuhkan pertolongan-Mu
Kami mohon doronglah kami
Agar kami selalu rindu membaca dan mendengarkan firman-Mu
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Matius 18:21-35;
Mat 18:21
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Mat 18:22
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
---------
Mat 18:35
Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."
---------
Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali
Saudaraku,
dalam doa Bapa Kami ada standar pemgampunan yang sangat tinggi:
dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami.
Tuhan Yesus bukan hanya sekedar mengajarkan bagaimana kita berdoa, Ia telah memberikan teladan dengan wafat di kayu salib.
Ia mengalami penderitaan karena dosa-dosa kita.
Mengampuni pasti tidak terlepas dari kekecewaan bahkan sakit hati, namun itulah yang harus kita lakukan.
Bahkan mungkin ada yang mengalami sakit hati atas pelanggaran orang lain.
Jadi kalau Saudara belum bisa mengampuni orang lain, jangan berdoa Bapa Kami, sebab Allah melihat hati(Bdk 1Sam 16:7).
Saudaraku,
kata-kata atau ucapan dapat terbang ke angkasa, apalagi zaman sekarang hampir setiap orang aktif di media sosial.
Ucapan itu bahkan bisa terbang sampai ke ujung bumi, tetapi... ucapan itu tidak bisa masuk ke dalam BATU.
Apabila kita memang bersalah, beranilah mengakuinya dan berani memperbaiki diri.
Tetapi apabila memang tidak bersalah, tetapi dituduh salah, terimalah itu demi Tuhan kita Yesus Kristus.
Saudaraku,
mengampuni berbeda dengan menyangkal atau membiarkan atau orang Jakarta bilang bodo amat gak usah dipikirin atau orang Sunda bilang sabodo teuing.
Mengampuni itu menerima kenyataan, menyadari bahwa dikecewakan atau disakiti, lalu dengan sungguh-sungguh memaafkan.
Mengapa demikian?
Sebab peristiwa-peristiwa yang tidak enak itu, suatu saat bisa saja muncul kembali dalam hidup kita.
Jadi kalau kita memang telah mengampuni, jika hal itu terjadi tidak lagi menimbulkan kekecewaan atau sakit hati.
Saudaraku,
ada ayat yang sangat menarik di Pengkotbah 7:21-22:
Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.
Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.
Maka mari pandanglah Allah yang penuh kasih itu, dan wujudkan kasih-Nya dalam hidup kita, dalam ucapan, sikap dan perbuatan.
Kasih itu mengampuni.
Jangan biarkan diri kita kembali ke penjara kekecewaan.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Selasa 26 Maret 2019
Bapa di sorga
Engkaulah Hakim yang adil
Engkau mengetahui semua kejahatan manusia
Engkau tahu yang kami tidak tahu
Maka kami selalu berharap hanya kepada-Mu
Kami mohon terangilah hati dan pikiran kami dengan cahaya kasih-Mu
Sehingga kami tidak pernah sempat membenci
Sebab kami telah lebih dulu menerima kasih-Mu yang berlimpah-limpah
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin