
Yohanes K. Sugiyarta
Injil Lukas 2:22-35;
Saya kutipkan sebagian:
Luk 2:22
Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
Luk 2:23
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
Luk 2:24
dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Luk 2:25
Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
Luk 2:26
dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
Luk 2:27
Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
Luk 2:28
ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
Luk 2:29
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
Luk 2:30
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
Luk 2:31
yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
--------
sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu
Saudaraku, apabila kita terbiasa berjalan tanpa alas kaki, maka telapak kaki kita tidak merasakan sakit saat berjalan di tanah yang kasar atau berkerikil atau berbatu.
Seorang yang buta dari lahir, tangannya jadi sangat peka dalam memegang dengan benda-benda apapun yang dipegangnya.
Dan kemudian kebiasaan itu lalu menjadi sebuah hukum, yang akan sangat mempengarui hidupnya.
Pikiran dan perasaan bisa menyesatkan, jikalau mata sering dibiarkan melihat segala sesuatu yang sebenarnya saat awal mula melihat sudah ada penolakan dan dengan berbagai macam alasan kita sedikit lemah lalu memberikan sedikit toleransi.
Jika hal itu terjadi berulang-ulang, maka akan menjadi terbiasa dan lalu mata tidak lagi melihat kebenaran.
Contoh nyata:
Tidak ada satu agama pun yang mengajarkan kebencian, tetapi banyak orang yang beragama membenci orang yang beragama lain.
Demikianlah dengan setiap kejahatan yang akhirnya menjerat manusia.
Karena terbiasa memberikan toleransi dengan hal-hal buruk.
Sehinga Roh Kebaikan yang ada dalam setiap pribadi manusia, akhirnya layu dan mati.
Injil pagi ini, Simeon seorang nabi yang mampu memelihara Roh Kebaikan itu, melihat keselamatan dalam bayi Tuhan Yesus.
Maka hendaklah kita semua menjaga mata kita agar hidup kita menghadirkan keselamatan.
Sebab mata kita telah melihat keselamatan dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Rintangan bukan dari luar diri namun ada didalam diri.
Yaitu tatkala kita tidak lagi mampu mengendalikan hati.
Sebelum menyingsingkan lengan baju, pikirkanlah dulu apa yang akan kita perbuat.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Jumat 29 Desember 2017
Bapa di sorga
Kami dengan sungguh-sungguh berdoa memohon kepada-Mu
Kuasailah hati dan pikiran kami dengan Roh Kudus-Mu
Supaya hidup kami menjadi tarian dan pujian yang sangat indah
Sehingga setiap mata yang melihat
Setiap telinga yang mendengar
Penuh dengan sukacita memuji dan memuliakan Engkau
Ajarilah kami
Untuk mengenal diri sendiri lebih sungguh
Sehingga kami berani memeriksa hati kami lebih dalam
Agar tidak ada lagi noda-noda keegoisan
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Matius 2:13-18;
Mat 2:13
Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."
Mat 2:14
Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir,
Mat 2:15
dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Mat 2:16
Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu.
Mat 2:17
Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
Mat 2:18
"Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
--------
Gereja menghormati anak-anak di Betlehem dan sekitarnya yang dibunuh oleh Herodes sebagai martir pertama.
Menghormati mereka sebagai orang-orang kudus.
Anak-anak itu dibunuh karena keserakahan Herodes, yang ketakutan kehilangan tahta kekuasaan.
Sampai hari ini masih banyak orang yang seperti Herodes.
Yang terlihat sangat jelas adalah dalam dunia politik.
Membunuh hak pilih dan membunuh karakter lawan politik dengan berbagai cara.
Tetap saja ada orang-orang penyebar kebencian.
Kita tidak mampu menghentikannya.
Yang bisa kita lakukan adalah tidak ikut terlibat menyebarkannya.
Jangan asal meneruskan apapun, entah yang katanya berita, tips kesehatan, dll.
Sebab kita tidak pernah bisa mengetahui maksud si penulis dan kita tidak pernah mengetahui keadaan teman atau orang yang akan membacanya.
Ada banyak kemungkinan yang tidak baik, misalnya membuat ketakutan.
Ketika sesorang hidupnya selalu merasa ketakutan, akan dengan sangat mudah diperalat.
Dengan sangat mudah untuk digunakan dalam kepentingan apapun.
Marilah, lenyapkan noda-noda kotor dan buruk yang ditaburkan oleh penyebar kebencian.
Kita selalu hidup dalam terang Kristus.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Kamis 28 Desember 2017
Pertolongan dan penghiburan hanya ada pada-Mu ya Bapa
Kami berdoa untuk para pemimpin bangsa kami
Juga pemimpin-pemimpin dunia
Terangilah mereka dengan cahaya kasih-Mu
Demikian pula untuk kami sendiri
Kami mohon jauhkanlah kami dari keinginan diri yang berlebihan
Sebab kami akan menjadi serakah
Ajarilah kami untuk hidup sederhana dan bisa mengucap syukur dengan tulus
Dengan pengantaraan Kristus dan bersama Dia dalam persekutuan dengan Roh Kudus
Kami memuliakan Dikau Allah Bapa yang Mahakuasa
Segala hormat dan kemuliaan kini dan sepanjang segala masa
Amin
Pagi ini saya mengambil Bacaan I:
1Yohanes 1:1-4;
1Yoh 1:1
Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang *Firman hidup*?itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
-----------
Bagi saya Injil Yohanes sangat luar biasa.
Luar biasa bagi saya karena pada awal mula saya membaca Injil Yohanes, sangat sulit saya memahaminya.
Dan lalu saya menemukan banyak dimensi didalamnya.
Setelah dibaptis saya punya Kitab Suci hanya peerjanjian baru. kecil dan bersampul warna biru.
Tidak ada pembimbing atau pendamping rohani, kedua orang tua belum katolik.
Saya orang desa dan saya bersyukur kepada Tuhan sebab saya bisa melihat dengan jelas ada dimensi lain dalam hidup orang katolik.
Maka dorongan untuk mengikuti Tuhan Yesus sangat kuat.
Sama seperti yang ditulis oleh St. Yohanes dalam Injil pagi ini:
Telah saya lihat dengan mata saya, kasih yang begitu besar di dalam hidup anak-anak-Nya.
Yaitu dalam hidup keluarga teman-teman main kelereng dan teman-teman sekolah.
Mata saya melihat GARIS yang sangat tebal yang membedakan antara mereka yang mengikut Kristus dan yang tidak.
Yohanes mengawali Injil-nya:
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.(Yoh 1:1)
Ayat berikutnya:
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.(Yoh 1:4)
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.(Yoh 1:5)
Setelah sekian tahun saya baru tersadar akan hebatnya iman Kristen.
Apabila sungguh-sungguh percaya dan memberikan tempat kepada Firman itu dihidupnya, kegelapan tidak akan menguasainya.
Mata saya telah melihat begitu banyak orang yang hidupnya menghidupkan Tuhan Yesus.
Kuat, teguh dan setia dalam segala keadaan.
Tetap tersenyum walaupun dihina dan direndahkan.
Tetap memberi walaupun dirinya sendiri kekurangan.
Memiliki sensor yang kuat sehingga peka terhadap kesulitan orang lain.
Tidak egois.
Dan masih banyak lagi.
Saudaraku, tidak perlu mengerti teologi atau menjadi seorang ahli teologi untuk bisa menghidupkan Tuhan Yesus dalam hidup.
Kalimat singkat saat St. Yohanes diakhir hidupnya: anak-anakku cobalah kamu saling mengasihi.
Dengan saling mengasihi ada cahaya Kristus dalam hidup kita.
Sehingga kita tidak dikuasai oleh kegelapan.
Dan hidup kita bisa menjadi jalan bagi setiap orang yang akan datang kepada-Nya.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Rabu 27 Desember 2017
Bapa di sorga
Alam dan kekelaman selalu ada di sekitar kami
Kami mengucap syukur sebab Firman-Mu hidup dalam hidup kami
Sehingga kami tetap bercahaya walaupun di sekeliling kami ada kegelapan
Kami mohon ya Bapa
Roh Kudus-Mu selalu memancar dalam hidup kami
Sehingga semakin banyak orang yang merasakan kasih-Mu
Melalui hidup kami, aktivitas kami dan pekerjaan kami
Pakailah hidup kami
Untuk kemuliaaan-Mu
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Matius 10:17-22;
Saya kutipkan sebagian:
Mat 10:17
Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.
Mat 10:18
Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Mat 10:19
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.
Mat 10:20
Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.
---------
Ketekunan dalam mengikuti Allah adalah perspektif jangka panjang.
Saya mengunakan kata perspektif yang berarti mampu melukiskan banyak dimensi walaupun mata hanya melihat sesuatu yang datar misalnya 2 dimensi.
Injil, Kitab Suci kita juga cuma 2 dimensi apabila dibaca tanpa iman.
Iman-lah yang membuat kita mampu melihat dimensi lain sehingga kita memiliki pengharapan.
Dan pengharapan itulah yang menjadi bahan bakar atau energi ketekunan.
Mendapatkan perlakuan diskriminatif itu hal yang biasa, bukan hanya karena beda keyakinan saja.
Namun pada umumnya manusia memiliki kecenderungan membeda-bedakan.
Dalam Kristus, kita diajak untuk hidup dalam kasih.
Kasih itu menyatukan bukan memisahkan atau membedakan.
Sebagai orang yang ber-iman kepada Tuhan Yesus, kita memiliki dimensi kasih.
Iman, pengharapan dan kasih, yang selalu satu dan tak terpisahkan.
Mukjizat se-dahsyat apapun tidak akan mampu membuat kita setia dan tekun di jalan Allah.
Yang diperlukan adalah: bagaimana kita menanggapi rahmat Allah.
Saya suka sekali lirik lagu Jangan Pernah Menyerah(Edward Chen)
Tuhan tak pernah janji, langit selalu biru
Tetapi Dia berjanji, selalu menyertai
Tuhan tak pernah janji, jalan selalu rata
Tetapi Dia berjanji, berikan kekuatan
Jangan pernah menyerah, jangan berputus asa
Mujizat Tuhan ada, saat hati menyembah
Jangan pernah menyerah
jangan berputus asa
Mujizat Tuhan ada
bagi yang setia dan percaya
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Selasa 26 Desember 2017
Allah Bapa di dalam sorga
Engkau tidak akan pernah membiarkan kami mendapat malu
Apabila kami setia dan tekun dijalan-Mu
Kami tidak takut, sebab Engkau selalu menyertai
Kami tidak bimbang, sebab Engkau nyata dalam hidup kami
Engkau selalu meneguhkan kami
Engkau selalu menolong kami
Saat kami menanggapi rahmat-Mu
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin
Injil Markus 6:1-6;
Saya kutipkan sebagian:
Mrk 6:1
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia.
Mrk 6:2
Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Mrk 6:3
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
----------
Orang biasa menggolongkan sesamanya dalam 2 kategori: baik dan jahat.
Dan penggolongan itu hanya sebatas pandangan atau angan-angan, hampir tanpa bukti.
Tidak ada yang benar-benar tahu baik atau jahat, putih atau hitam.
Menggolongkan selalu diikuti sebuah penolakan atau penerimaan.
Dan penolakan menyebabkan keterpisahan.
Apabila sudah terpisah dibutuhkan jembatan untuk menghubungkannya.
Mari kita perhatikan, apakah jembatan itu menyatukan? Tentunya tidak.
Jembatan hanya sekedar menghubungkan keterpisahan.
Maka marilah kita berusaha tidak menggolong-nggolongkan siapapun.
Kita semua sama, manusia yang dikasihi Tuhan.
Hanya angan-angan, dan bukan perkataan yang jujur bahwa orang lain hitam, putih atau loreng.
Terpujilah Allah sekarang dan selama-lamanya.. Amin.
Bersyukurlah kepada Tuhan karena baiklah Dia.
Doa Hari Rabu 1 Februari 2017
Allah Bapa di dalam sorga
Engkau membukakan mata kami
Sehingga kami mengerti apa yang baik yang harus kami lakukan
Kami tidak berhak menghakimi siapapun
Kasih-Mu kepada kami tanpa batas
Engkaupun mengajarkan kepada kami untuk mengasihi tanpa memandang
Dan tanpa mengingat-ingat
Janji-Mu selalu menjadi kekuatan kami
Penyemangat hidup kami
Sehingga kami dengan sukacita dan setia
Melakukan kehendak-Mu
Terpujilah Engkau ya Bapa
Kini dan sepanjang segala masa
Amin